BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan bermasyarakat merupakan
proses kehidupan seseorang dalam bersosialisasi, berinteraksi sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam kelompok masyarakatnya. Interaksi
adalah bentuk tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam berinteraksi.
Dalam konteks sosiologi, interaksi
merupakan kebutuhan hidup bermasyarakat. Interaksi sosial merupakan bentuk dari
dinamika kelompok sosial budaya masyarakat karena interaksi sosial akan
memungkinkan perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan tersebut
juga mengalami perubahan dan kontruksi dari generasi ke generasi berikutnya.
Interkasi sosial bersifat dinamis.
Ada tiga cakupan interaksi, yaitu interaksi antar individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu konsep dasar interaksi sosial?
2. Apa
saja pola interaksi sosial?
3. Apa
saja yang menjadi faktor-faktor yang mendasari dan syarat terbentuknya
interaksi sosial?
4. Apa
saja bentuk-bentuk proses interaksi sosial?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
konsep dasar interaksi sosial
2. Mengetahui
pola interaksi sosial
3. Mengetahui
faktor-faktor yang mendasari dan syarat terbentuknya interaksi sosial
4. Mengetahui
bentuk-bentuk proses interaksi sosial
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Interaksi Sosial
1.
Definisi
Interaksi Sosial
Interaksi adalah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi stimulus bagi tindakan
individu lain yang menjadi pasangannya.
Astrid S. Susanto
mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan antar manusia yang
menghasilkan hubungan tetap yang memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang
diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.
Soerjono Soekanto
memandang interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena
adanya hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antar individu, antar
kelompok, atau antar individu dan kelompok.
Murdiyatmoko dan
Handayani mendefinisikan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antar manusia
yang menghasilkan proses saling memengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap
dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Interaksi sosial adalah
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar
individu, antar kelompok, atau antara individu dan kelompok.
Berdasarkan semua
definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi sosial merupakan kebutuhan
dalam kehidupan bermasyarakat, yang dapat berpengaruh terhadap kelompok
masyarakat tempat seorang individu hidup dengan lingkungan sekitarnya. [1]
2.
Tujuan
Interaksi Sosial
Ada beberapa
tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial yaitu:
a. Terciptanya
hubungan yang harmonis
b. Tercapainya
tujuan hubungan dan kepentingan
c. Sarana
dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosal masyarakat)
Menurut Soekanto, interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah
dan mempelajari banyak masalah dalam masyarakat. Sebagai contoh di Indonesia,
dapat dibahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai
suku bangsa, golongan, yang disebut mayoritas dan minoritas, antara golongan
terpelajar dengan golongan agama, dan seterusnya. Interaksi sosial merupakan
kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak akan
mungkin ada kehidupan bersama.
B.
Pola
Interaksi Sosial
1.
Konsep
Pola Interaksi Sosial
Pengetahuan tentang
proses sosial memungkinkan seseorang memperoleh pengertian mengenai segi-segi
yang dinamis dari masyarakat. Pada awalnya, sarjana sosiologi menyamakan proses
sosial dengan perubahan sosial karena ingin melepaskan diri dari titik berat
pandangan para sarjana sosiologi klasik, yang lebih menitikberatkan pada struktur
daripada masyarakat.
Pola dalam sosiologi
merupakan gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi
sosial. Contoh pola, antara lain:
a. Seorang
anak harus menghormati orang tuanya
b. Bawahan
harus menghormati atasannya
c. Siswa
harus menghormati gurunya
Terbentuknya pola dalam
interaksi sosial melalui proses cukup lama dan berulang-ulang hingga menemukan
model yang tetap untuk di contoh dan ditiru oleh anggota masyarakat.
Pola sistem norma pada
masyarakat tertentu akan berbeda dengan pola sistem norma masyarakat lainnya
karena pola interaksi masyarakat yang diterapkan berbeda-beda. Adanya pola
interaksi dalam masyarakat akan menghasilkan keajekan. Keajekan merupakan gambaran
kondisi keteraturan sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil
hubungan yang selaras antara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial.
2.
Ciri-ciri
Interaksi Sosial
Menurut Charles P.
Loomis, suatu hubungan dapat dikatakan inetraksi sosial jika memiliki ciri-ciri
hubungan berikut: [2]
a. Jumlah
pelakunya dua orang atau lebih
b. Komunikasi
antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang
c. Dimensi
waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
d. Tujuan
yang dikehendak dicapai
C.
Faktor-faktor
yang Mendasari dan Syarat Terbentuknya Interaksi Sosial
a. Faktor
internal adalah faktor yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi
sosial. Faktor internal meliputi hal-hal berikut:
1) Dorongan
untuk meneruskan keturunan
2) Dorongan
untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan
untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan
untuk berkomunikasi
b. Faktor
eksternal. Komponen faktor eksternal adalam interaksi sosial, sebagaimana
disebuthkan Soerjono Soekanto adalah interaksi sosial sebagai proses. Dengan
demikian, berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor
berikut:
1) Imitasi,
yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik
sikap, penampilan, dan gaya hidup.
2) Sugesti,
yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan
tanpa berpikir kritis dan rasional.
3) Identifikasi,
yaitu upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama dengan
individu lain yang ditirunya.
4) Simpati,
yaitu proses kejiwaan yang mendorong seorang individu merasa tertarik kepada
seseorang atau kelompok karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya
yang sedemikian rupa.
5) Motivasi,
yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan
apa yang di motivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab.
Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi
dan berwibawa. Contohnya, motivasi dari seorang ayah kepada anaknya dan dari
seorang guru kepada siswa.
6) Empati
mirip dengan simpati, tetapi tidak hanya perasaan kejiwaan. Empati disertai
dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam.
2.
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Terjadinya interaksi
sosial karena saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak
dalam hubungan sosial. Dalam proses sosial dapat dikatakan terjadi interaksi
sosial, apabila memenuhi persyaratan sebagai aspek kehidupan bersama, yaitu
sebagai berikut:
a. Kontak
Sosial[3]
Kontak sosial
berasal dari bahasa Latin, yaitu con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi, secara harfiah artinya
bersama-sama menyentuh.
Kontak sosial
merupakan tahap pertama ketika seseorang hendak melakukan interaksi. Dalam
konsep kontak sosial terdapat dua jenis kontak sosial, yaitu kontak sosial
primer dan kontak sosial sekunder. Kontak primer adalah kontak sosial yang
dikembangkan secara intim dan mendalam yang berupa pergaulan tatap muka ketika hubungan secara visual dan
perasaan yang berkaitan dengan pendengaran senantiasa dipendengarkan. Adapun
kontak sekunder adalah kontak yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan
jarak yang lebih besar. Kontak sekunder merupakan kontak sosial yang memerlukan
pihak perantara, misalnya pihak ketiga. Hubungan sekunder dapat dilakukan
melalui alat-alat, misalnya telefon, telegraf, radio, internet, dan seterusnya.
Konsep sosial
primer pada prinsipnya adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam
kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung ataupun tidak
langsung antara pihak yang satu dengan yang lainnya. Kontak sosial tidak
langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya.
Misalnya, melalui telefon, radio, surat, dan lain-lain.
b. Komunikasi
Syarat-syarat
terjadinya interaksi juga melibatkan komunikasi, bahwa seseorang memberikan
tafsiran kepada perilaku orang lain, perasaan yang ingin disampaikan kepada
orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain.
Komunikasi
sosial juga memiliki cara dalam penyampaiannya. Dalam sosiologi dikenal dua
cara dalam menyampaikan komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1) Komunikasi
secara langsung, pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada
pihak komunikan.
2) Komunikasi
tidak langsung, pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan
melalui perantara pihak ketuga. Interaksi ini dilakukan dengan menggunakan
media bantu untuk memperlancar dalam berinteraksi, misalnya internet, telepon,
dan sebagainya.
D.
Bentuk-bentuk
Proses Interaksi Sosial
1. Kerja
Sama[4]
Kerja sama
adalah bentuk proses sosial yang di dalamnya terhadap aktivitas tertentu, yang
ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling
memahami terhadap aktivtas masing-masing.
2. Persaingan
Persaingan terjadi karena proses interaksi, yaitu penafsiran
makna perilaku tidak sesuai dengan maksud dari pihak yang melakukan aksi
sehingga tidak terdapat keserasian antar kepentingan para pihak yang melakukan
interaksi. Karena terjadi suatu situasi yang tidak serasi untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki, pihak yang melakukan aksi berusaha menghilangkan pihak yang
menjadi penghalanganya itu.
Pada pertentangan atau pertikaian terdapat usaha untuk
menjatuhkan pihak lawan dengan cara kekerasan. Pertentangan atau pertikaian
timbul karena persaingan atau kompetisi, tetapi hal ini tidak demikian.
3. Pertentangan
atau Pertikaian
Pertentangan sosial merupakan konflik yang timbul akibat
faktor-faktor sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial ini merupakan
salah satu akibat dari adanya perbedaan-perbedaan dari norma yang menyimpang di
kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat terjadi di dalam kehidupan
sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial,
antara lain:
a. Rasa
iri antara satu sama lain
b. Rasa
tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan diberikan oleh
orang lain
c. Adu
domba di antara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan
4. Akomodasi
Akomodasi adalah keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang
menunjukkan keseimbangan yang berkaitan dengan nilai dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Interaksi sosial adalah hubungan
individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi
individu yang lain atau sebaliknya. Jadi terdapat adanya hubungan yang saling
timbal balik. Hubungan tersebut antara individu dengan indvidum individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, motivasi, simpati,
dan empati. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi
sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Bambang Syamsul. 2015. Psikologi Sosial. Bandung: Pustaka Setia.
Komentar
Posting Komentar